36 Tahun Tunggu Corona, Ini Pesan Karpan untuk Kapolres Bengkulu Selatan

Raut bahagia Karpan saat menerima BLT, beberapa waktu lalu.
Raut bahagia Karpan saat menerima BLT, beberapa waktu lalu.
Indonesia Memilih

MASIH Ingat kisah pilu Karpan? Untuk pertama kalinya dalam 36 tahun hidup miskin, nenek sebatangkara penghuni gubuk kayu berlantai tanah seukuran kamar mandi di Desa Muara Danau Kecamatan Seginim ini memperoleh perhatian pemerintah bertubi-tubi.

Sekitar sebulan sebelum memperoleh Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah desa setempat, dia menerima bantuan pangan Polri sebagai warga terdampak pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Bacaan Lainnya
Banner 728309

Bahkan, paket bantuan berupa beras ini tiba di kediaman Karpan hingga beberapa kali, sesuai jenjang —Mabes Polri, Polda Bengkulu dan Polres Bengkulu Selatan— kuotanya.

Saat menerima BLT bulan pertama, sepekan sebelum Idul Fitri, perempuan asal Desa Karang Luas, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah ini tak segan-segan melepas masker untuk menunjukkan ekspresi bahagianya.

Terkait BLT ini, segenap awak media yang sejak lama menyoroti persoalan Karpan berseloroh, mungkin memang perlu menunggu corona berpuluh tahun baru bisa mencicipi bantuan pemerintah.

“Itupun karena kebijakan teknisnya di tangan pemerintah desa. Kalau mengharapkan dari luar, mungkin masih meleset juga,” tukas salah satu pewarta organik Bengkulu Selatan, Minggu (28/6) siang.

Beberapa hari mendatang, Karpan bakal memperoleh bantuan berupa rumah layak huni tipe 36 hasil donasi Forum Komunikasi Polisi dan Masyarakat (Kompolmas) Polsek Seginim dan sejumlah awak media asal Seginim, peletakan batu pertama bangunan rumah itu —di atas tanah hibah seumur hidup— direncanakan bertepatan HUT Bhayangkara ke-74, Rabu (1/7).

Namun tanpa disangka, Karpan menolaknya. Melalui salah satu perangkat desa, dia menitip pesan untuk Kapolres Bengkulu Selatan AKBP Deddy Nata SIK selaku pendiri dan pembina Kompolmas.

“Tolong disampaikan, terima kasih atas bantuan berasnya. Inipun sudah lebih dari cukup. Jangan rumah lagi, nanti jadi rebutan setelah saya mati,” kata perangkat desa menirukan ucapan Karpan, saat KompolmasTV mengonfirmasi hal tersebut, Rabu (24/6).

Mendengar pesan itu, Kepala Desa Muara Danau, Murman menyayangkan penolakan Karpan kalau hanya karena khawatir rumahnya akan menjadi pemicu sengketa setelah penghuninya tiada.

“Sebenarnya, takkan ada yang permasalahkan itu. Saya yakin akan baik-baik saja, karena status hibahnya jelas, dibuat dengan perjanjian tertulis para pihak,” tandas salah satu anggota Kompolmas ini.

Kendati demikian, Murman mengaku takkan mungkin memaksa perempuan sebatangkara itu. Dia menyarankan bantuan bangunan rumah atau bedah rumah dialihkan kepada prioritas penerima berikutnya.

Simak Kisah Karpan Selengkapnya: Birokrasi Bobrok, Nenek Terlantar Ini Terbantai Perlahan

Sekadar mengingatkan, Kompolmas merupakan forum komunikasi di WhatsApp Group (WAG) bentukan Kapolres Bengkulu Selatan untuk memperlancar monitoring wilayah, mayoritas beranggotakan tokoh masyarakat dan pegiat pers. Masing-masing Polsek Jajaran memiliki satu WAG.

Dalam perkembangannya, WAG di enam wilayah Polsek Jajaran tersebut menggandeng beberapa perusahaan swasta, salah satunya PT BOM, menerbitkaan tiga media online pendukung dengan manajemen terpisah, salah satunya Kompolmas.tv yang akan segera diperkenalkan kepada publik.

Sementara dua ekstensi media lainnya diparkir sebagai cadangan program berikutnya.[een]

Banner 728309

Pos terkait

Ekowisata Serunting - Wisata Bengkulu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *