Bangau Terus Dibantai, Ini Reaksi Kapolres Usai Disergap Penghuni Danau

Kapolres Bengkulu Selatan meminta para tokoh masyarakat desa sekitar danau memberi pencerahan kepada warganya masing-masing, bahwa burung bangau dilindungi undang-undang
Kapolres Bengkulu Selatan meminta para tokoh masyarakat desa sekitar danau memberi pencerahan kepada warganya masing-masing, bahwa burung bangau dilindungi undang-undang.
Indonesia Memilih

BENGKULU SELATAN | KompolmasTV — Mendengar burung bangau di Danau Kawutan Serunting masih terus dibantai pemburu, Kapolres Bengkulu Selatan Polda Bengkulu AKBP Deddy Nata SIK bereaksi keras.

Dia sontak meminta para tokoh masyarakat desa sekitar danau —di Kecamatan Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu— memberi pencerahan kepada warganya masing-masing.

Bacaan Lainnya
Banner 728309

Bahwa bangau penghuni lokasi utama Ekowisata Seginim tersebut termasuk satwa dilindungi undang-undang.

Sebelum polisi melakukan penindakan tegas secara hukum —sesuai UU Nomor 5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999— sebaiknya aksi perburuan segera dihentikan melalui pendekatan persuasif.

“Dan juga, ini ‘kan lokasi ekowisata. Nilai plusnya ada di bangau itu. Kalau diburu terus, lama-lama habis, wisatanya juga tamat,” ujarnya, usai disergap sekawanan bangau saat mengarungi danau guna melihat langsung kondisi lapangan, Selasa (8/12/2020) siang.

Selain itu, Deddy juga akan memerintahkan jajarannya memperketat pemantauan tindak pidana perburuan satwa liar dilindungi ini.

 

Wisatawan Ditodong Senapan, Tim Rescue Ditembak

SEKITAR dua pekan sebelumnya, satu dari empat pemburu —bangau dan belibis— melepas tembakan ke arah perahu karet yang ditumpangi Ketua Umum Dayung Serunting —kini berganti nama Pesisir Selatan Institute— dan empat anggota tim rescue, di wilayah Siwak Lagan.

Penembakan ini dilakukan saat tim rescue berupaya mengevakuasi dua perahu karet penuh wisatawan lokal —mayoritas perempuan dan anak-anak— yang panik melihat adu mulut pemandu mereka dengan keempat pemburu.

Menurut saksi mata, saat itu salah satu pemburu bahkan sempat mengarahkan laras senapan angin ke arah wisatawan.

Sejauh ini, Pesisir Selatan (PESAT) Institute baru mengantongi identitas satu terduga, tiga lainnya —sempat mengaku aparat— masih dijajaki melalui jaringan Ikatan Media Online (IMO) Indonesia yang berafiliasi dengan barisan intelijen.

Sejak Ekowisata di Danau Kawutan Serunting digagas Kapolres Deddy Nata, kemudian ditegaskan kembali melalui program konkret PESAT Institute besutan Kompolmas Media, IMO-Indonesia adalah organisasi perusahaan pers satu-satunya yang terlibat di dalamnya.

Apalagi, Ketua Umum PESAT Institute adalah Ketua IMO DPW Provinsi Bengkulu —beranggota 147 media online— sekaligus Direktur Kompolmas Media, mitra kehumasan Polri.

Sehingga, Ketua Umum DPP IMO-Indonesia Yakub Ismail turut mengecam insiden ini. Menurut dia, tindakan tim rescue sudah tepat, yakni mengutamakan keselamatan pengunjung dan tidak terpancing provokasi pemburu.

Yakub bersyukur tidak ada korban dalam insiden tersebut. Dia berharap, semua pihak bisa sama-sama mengantisipasi hal demikian terulang kembali.[ak]

Banner 728309

Pos terkait

Ekowisata Serunting - Wisata Bengkulu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *